Dalam series pertama kemarin kita telah masuk dalam pengenalan tentang linux, sejarahnya hingga beberapa contoh distro yang ada. nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas menengai Desktop Environment pada linux, ada banyak pilihan DE yang dapat kita gunakan. akan tetapi sebelum kalian memutuskan untuk memilih salah satu dari pilihan DE yang akan kita bahas ada baiknya kalian mengenali spesifikasi daripada perangkat kalian sendiri. karena dalam pemilihan DE yang menentukan adalah spesifikasi perangkat kalian misalkan cukup rendah maka kalian harus memilih DE yang cocok dengan spesifikasi perangkat kalian. dalam distro linux sendiri walaupun by default misalkan menggunakan GNOME kalian bisa merubahnya menjadi XFCE dll. Nah mari kita simak penjelasan tentang jenis-jenis Desktop Environment dalam Distro Linux.
kebayakan para pengguna linux lebih suka mengrombak distro mereka hingga mencapai sesuai yang di inginkan, misal kita sudah merasa cocok dengan ubuntu akan tapi kurang puas dengan DE Unity dan ingin diganti ke XFCE yang lebih ringan agar tidak telalu banyak memakan resource, ada juga yang desktop linux mereka tampil seperti MacOS ataupu Windows atau bahkan ingin seperti Hacker Desktop yang pernuh dengan terminal yang berwarna warni.
Baca Juga:
Pengenalan dasar OS Linux [Linux Series: #1]
Direktori dan Hak Akses Linux [Linux Series: #2]
GNOME
Proyek Gnome ini dimulai pada tahun 1997 yang dipelopori oleh Miguel de Icaza dan Federico Mena. untuk gnome ini sudah memiliki versi GNOME 2 dan GNOME 3, dimana gnome 2 sudah dihentikan dan sekarang melanjutkan gnome 3.24 yang dirilis tahun 2005, GNOME 2 sangat mirip dengan antarmuka desktop konvensional, yang menampilkan desktop sederhana tempat pengguna dapat berinteraksi dengan objek virtual, seperti jendela, ikon, dan file. GNOME 2 menggunakan Metacity sebagai window manager default-nya. Penanganan jendela, aplikasi, dan file di GNOME 2 serupa dengan sistem operasi desktop tradisional. Dalam konfigurasi default GNOME 2, desktop memiliki menu peluncur akses cepat ke lokasi program dan arsip yang terinstal, Jendela terbuka dapat diakses oleh taskbar di sepanjang bagian bawah layar, dan pojok kanan atas menampilkan area notifikasi untuk menampilkan pemberitahuan saat berjalan di latar belakang. Namun, fitur ini dapat dipindahkan ke hampir semua posisi yang diinginkan pengguna, diganti dengan fungsi lain atau dihapus.
Dan kemudian untuk GNOME 3 Sebelumnya GNOME menggunakan metafora desktop tradisional, tetapi di GNOME 3 ini diganti dengan GNOME Shell, sebuah metafora yang lebih abstrak dimana beralih antara berbagai tugas dan ruang kerja virtual terjadi di area terpisah yang disebut Overview. Juga, karena Mutter menggantikan Metacity sebagai window manager default, tombol minimize dan maximize tidak lagi muncul pada titlebar secara default. Adwaita menggantikan Clearlooks sebagai tema default. Banyak Aplikasi Core GNOME juga melakukan desain ulang untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik. akan tetapi pada kemunculannya menimbulkan kritikan dari berbagai kalangan. contoh disto yang menggunakan DE bawaan GNOME adalah Debian.
KDE
KDE (K Desktop Environment) adalah lingkungan desktop (desktop environment) dan platform pengembangan aplikasi yang dibangun dengan toolkit Qt dari Trolltech. KDE dapat ditemui pada berbagai sistem Unix, termasuk Linux, BSD, dan Solaris. KDE juga tersedia untuk Mac OS X dengan bantuan lapisan X11 dan untuk Microsoft Windows dengan bantuan Cygwin dan WSL untuk Windows 10. Keunggulan utama KDE adalah kemudahan pemakaian, fleksibilitas, portabitilis, dan kekayaan fitur. KDE dikembangkan sejalan dengan KDevelop, paket pengembangan perangkat lunak, dan KOffice, paket aplikasi office. Huruf “K” mulanya adalah untuk “Kool”, tetapi selanjutnya diganti menjadi “K” saja, yang berarti “Aksara pertama sebelum ‘L’ (untuk Linux) dalam alfabet Latin.”.
KDE ini adalah salah satu DE yang menjadi favorit karena selain tampilannya yang sangat mewah dan mudah dikustumasi tersedia banyak fiturnya dan hampir kompatibel disemua distro linux dan ini sudah full gui. dan model DE ini masih mirip dengan konsep dari os microsoft yakni Windows. oh ya KDE ini ada dua varian yakni KDE Plasma dan KDE Neon.
XFCE
XFCE adalah salah satu DE yang paling simpel dan ringan untuk digunakan terutama pada perangkat-perangkat lama. karena minimnya resource yang digunakan maka tidak heran tampilannya sedikit sederhana tetapi tidak menghilangkan kesan elegan. kalian tentu saja bisa mengganti tema xfce dengan semisal macos look, akan tetapi itu selera masing masing. Nama “Xfce” awalnya singkatan dari “XForms Common Environment” (lingkungan desktop umum berbasis perangkat bantu Xform), tetapi kini Xfce telah ditulis ulang dua kali dan tidak lagi menggunakan perangkat bantu tersebut. Namanya tetap dipakai, tetapi tidak lagi dengan huruf kapital “XFCE”, tetapi sebagai “Xfce”.
Para pengembangnya menyatakan bahwa nama tersebut bukanlah singkatan. DE ini dikembangkan pada tahun 1996 oleh Oliver Fourden dan saat ini sudah mencapai versi 4. untuk DE xfce ini mempunyai framework develompent sendiri seperti Thunar untuk file manager, mousepad untuk teks editor,dll. untuk contoh distro yang bawaanya menggunakan DE ini adalah Xubuntu dan Slackware.
MATE
Pada saat rilis GNOME 3 banyak pengguna yang kurang suka dan tetapi ingin di versi GNOME 2 akan tetapi sudah dihentikan pengembangannya, untuk itu seorang pengguna Arch Linux dari argentina memulai mengenmbangkan DE MATE yang masih mengambil inti framework dari GNOME 2, MATE sendiri diambil dari nama tumbuhan herbal yaitu yerba mate. pada penamaan MATE menggunakan huruf kapital semua untuk melanjutkan tradisi penamaan DE seperti yang lainnya. DE ini cukup ringan, simple dan mudah dikostumasi jadi cukup banyak peminatnya walaupun dari tampilan terlalu lawas atau tradisional. distro linux yang menggunakan MATE sebagai DE bawaan adalah Linux Mint, Fedora dan Arch Linux.
Deepin DE
DE Deepin ini dahulunya dikembangkan oleh Wuhan Deepin Technology yang berasal dari china dikhususkan untuk distro linux yang mereka kembangkan yakni Deepin Linux. DE ini dikembangkan dari QT widget toolkit. akan tetapi dalam perkembangannya banyak yang menyukai tampilan dari DE Deepin yang terlihat mewah, elegan dan modern maka dari itu banyak para pengembang berlomba-lomba membuat DE Deepin ini agar bisa digunakan dalam distro lain, selain Deepin Linux. dan dari pengembang deepin sudah memerikan list repository distro dan tutorial cara menggunakanya kalian bisa lihat di https://www.deepin.org/en/dde/desktop-transplantation. Selain distro Deepin kalian bisa mendownload Archman Linux yang menggunakan DE bawaan Deepin ini.
Unity
untuk DE yang satu ini sebenarnya tidak sepenuhnya DE seperti yang lainya akan tetapi DE ini dijalankan diatas GNOME Shell, jadi memang sedikit ada kontroversi mengenai hal ini. akan tetapi terlepas dari hal tersebut DEÂ ini membawa sedikit inovasi dalam desain yang pada awalnya untuk menghemat tampilan layar/desktop. DE ini pertama kali muncul sebagai bawaan DE dari linux ubuntu 10.10 hingga 17.04 dan saat ini ubuntu telah kembali menggunakan GNOME sebagai DE bawannya. DE ini mempunyai beberapa fitur yang cukup bagus seperti Heads-up Display, Dash, Quicklist, Progress Bar dan Badges.
Budgie
Pada pengembangan awal DE Budgie ini adalah di khususkan untuk distro Solus linux. Budgie DE rilis pertama pada tahun 2014 akan tetapi masih banyak kekurannya seperti sering crash dan terasa lambat akan tetapi dengan berjalanya waktu Budgie DE ini terus dikembangkan hingga kini dapat digunakan dengan nyaman dan juga dari segi tampilan Budgie DE ini cukup simple, menarik dan modern, untuk DE ini dikembangkan dari DE GNOME. dalam beberapa review DE ini mendapatkan kritik seperti pengaturan yang sedikit berbeda dari biasanya dan juga mereka menanyakan target pengguna yang mereka incar karena ini berada di tengah-tengah. terlepas dari semua itu sekarang cukup banyak distro linux yang menggunakan Budgie sebagai DE bawaanya seperti Ubuntu Budgie, Sparkly, Manjaro, dan tentu saja Solus Linux.
LXDE
Ini adalah salah satu DE teringan selain xfce karena DE ini tidak mengintegrasikan semua komponennya dan dibiarkan bebas maka menjadikan setiap komponennya tidak saling ketergantungan erat, karena pada mulanya DE ini dikembangkan dengan tujuan ramah bagi pengguna dan desainnya ramping, ini untuk menjaga agar penggunaan sumber daya pada sistem tetap rendah. LXDE menggunakan RAM dan CPU berkemampuan rendah namun tetap kaya fitur sistem operasi. Karena penggunaan sumber daya yang rendah inilah yang membuat LXDE hemat energi. DE ini dikembangkan oleh seorang programmer asal taiwan pada tahun 2006. saat ini LXDE sudah dapat digunakan hampir semua distro linux yang ada kalian bisa melihat daftar distro linux yang mendukung LXDE di https://wiki.lxde.org/en/Category:LinuxDistributions.
DE ini memiliki vairasi lain yakni LXQt ini merupakan proyek gabungan DE antara LXDE dan Razor-Qt. DE ini cukup populer oleh kalangan pengguna linux saat ini karena kemudahaanya dan ringan. saya sendiri pernah mencoba salah satu distro linux keturunan ubuntu yang menggunakan LXDE ini sebagai DE bawaanya yakni Lubuntu, kalian bisa mencobanya dengan menginstall secara virtual sebelum kalian benar-benar yakin ingin menggunakannya secara penuh. kalian bisa mengunduhnya di https://lubuntu.me/
Cinnamon
Desktop Environment Cinnamon hadir dari keresahan para pengguna GNOME 3 yang digantikan dengan GNOME Shell yang mereka katakan sulit untuk memperlajari kembali model DEnya dan juga mereka mengatakan mengurangi tingkat produktifitas mereka jadi untuk solusinya yang lain adalah tetap mengembangkan GNOME 2 dengan hanya mengambil intinya dan menggunakan model desktop konvensional dan konservatif seperti GNOME 2 dan itu menjadikanya banyak digemari oleh para pengguna distro linux. Cinnamon DE ini dikembangkan oleh tim pengembang Linux Mint dan sudah menjadi DE bawaanya Linux Mint sejak peluncurannya. tim linux mint dipandang berhasil karena memutuskan untuk mengembangkan sendiri DE untuk distronya, dilihat dari jumlah pengguna yang meningkat dan tingkat pembelajran lingkunan DE yang mudah dan cepat.
Pantheon
DE ini mungkin kurang populer karena saat ini hanya bisa digunakan didalam distro Elementary Linux OS. akan tetapi jika kalian ingin mencobanya bisa saja kalian compile sendiri dan tentu akan banyak bug didalamnya dan dukungan driver grafis yang tidak kompatikel. DE tampilannya sangat elegan, mewah dan modern karena DE ini dibuat secara awal menggunakan Vala dan GTK+ yang terkenal dengan tampilannya yang halus. DE ini juga menggunakan model seperti MacOS beserta tombol-tombol shortcutnya. semoga saja nantinya dalam pengembangannya Pantheon ini akan mendukung secara resmi distro diluar dari elementary os.
Itulah dia teman-teman mengenai pembahasan materi series linux ketiga tentang Desktop Environment pada linux. untuk memilih DE yang ada baiknya mempertimbangkan kemudahan pengoperasian serta perangkat yang kita gunakan, untuk kami menyarankan DE KDE dan Cinnamon/XFCE untuk para pemula selain karena ringan tampilannya juga hampir familiar untuk pengguna non linux. sekian pembahasan mengenai Desktop environment linux, mungkin nanti kita akan membahas mengenai cara pemasangan DE yang ada diatas pada linux ubuntu.